Aku, Dia dan Januari

source: janji kelingking
Waktu merangkak begitu cepat. Tentu saja, tidak terasa itu adalah Januari. Ya. semua orang pun pasti tau, ini adalah awal tahun baru.

Tahun yang kuawali dengan cinta dan ku tutup dengan luka
semua ini tentang serangkai cerita
yang mengukir dua nama dalam sebuah rasa
cinta yang menjadi candu

Aku masih ingat betul peristiwa itu. Saat dia dan aku berjalan menuruni beberapa anak tangga di dekat bukit kenangan itu.
“Apa kamu percaya cinta tak harus memiliki?”
Aku tertegun. Memandangnya lekat-lekat. Mencari arti dari ucapannya itu.
“aku percaya.” Jawabku mantap.
“Kenapa kamu bertanya seperti itu?” aku mengalihkan pandanganku ke langit. Menatap sayu kepada bintang-bintang yang tertatih.
“Tidak. Aku hanya ingin tau.” Bisiknya seraya mengikuti pandanganku menatap ribuan bintang yang terpaut jarak ribuan mil dari tempat aku menandang bahagia bersamanya.
“Aku takut suatu saat nanti bintang-bintang itu akan menangis melihat kebersamaan kita.” Ujarnya pilu.
Seperti disambar petir, hatiku serasa ngilu. Mataku berkaca-kaca menahan luka.
“Apa maksudmu?” tanyaku dengan nada yang kacau dan setengah menangis.
“Aku sangat menyayangimu, percayalah De. Aku takut jika ternyata benar cinta tak harus memiliki. Dan jika aku harus kehilanganmu.” Suaranya semakin menipis. Ia mendekapku, memelukku dan memberikan aroma bahagia.
Aku benar-benar tak sanggup lagi membendung air mataku. Aku merasakannya luruh, berlinangan dari sudut kelopak mataku. Dia mengelus rambutku. Membiarkan air mataku tumpah membasahi kemeja bergaris kesayangannya.
“Aku ingin kau berjanji satu hal padaku De. Kamu tidak keberatan, kan?” Sesintal senyum memulas bibir tipisnya.
Aku mengangguk dan tersenyum. “Apa itu? Katakanlah El.”
“Kau dan aku akan bersama hingga Tuhan memisahkan nyawamu dan ku.” Ucapnya seraya mendekatkan jari kelingkingnya  ke wajahku.
Aku tersenyum, bahagia benar-benar mengisi paru-paruku saat itu.
“Aku akan melakukannya untukmu. Percayalah, aku berjanji. Sungguh.” Aku menyambut jari  kelingkingnya dan menautkannya dengan jari kelingkingku.
                Waktu terus berjalan. Hari berganti dan bulan terus berlalu. Aku benar-benar menetapi janjiku hingga saat ini. November. Ya, sekarang hampir penghujung tahun dan waktu akan mengawali tahun baru lagi dengan Januari serta mengakhirinya dengan Desember.
                Mungkin benar ucapannya ketika itu. Mungkin bintang menangis melihat aku bahagia bersamanya. Mungkin bulan ingin aku bersama orang lain, atau mungkin matahari cemburu aku mencintai dia?
                Entahlah aku tidak tau. Dan aku tak ingin memikirkannya. Saat ini aku hanya ingin mengenangnya dalam memoriku. Mengingatnya, mencintainya yang telah pergi bersama waktu. “cinta tak harus memiliki” aku benar-benar merasakannya saat ini.

source: janji

                Aku tak menyalahkannya yang meninggalkanku, berlalu meninggalkan duniaku dan bahkan dunianya. Tuhan telah mengambilnya dari pelukanku. Aku mengerti. Terimakasih untuk cinta yang menjadi candu ini. Aku mencintainya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS
Read Comments